Sabtu, 30 Juli 2011

Jembatan Tukad Bangkung


Ini dia jembatan yang ramai dijuluki jembatan terpanjang di Bali dan bahkan yang tertinggi di Asia, Jembatan Bangkung. Jembatan ini terletak di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali. Dikatakan sebagai jembatan terpanjang di Bali dan tertinggi di Asia tampaknya memang sebutan yang pantas dan sudah diakui oleh masyarakat luas. Jembatan ini memiliki panjang sampai 360 meter, dengan lebar 9,6 meter, dan ketinggian pilar mencapai 71,14 meter dengan pondasi yang menancap sampai ke bawah tanah sedalam 41 meter. Lebih lagi, karena jembatan ini memakai teknologi balanced cantilever, dengan estimasi usia pakai mencapai 100 tahun.

Desa yang terletak di ujung kabupaten badung, dengan Jembatan Bangkungnya kini bisa terhubung lebih cepat dengan kabupaten Bangli yaitu daerah Kintamani setelah melewati desa tetangga yaitu desa Belok Sidan. Jembatan ini didesain terbuka tanpa tutup dengan tujuan agar pelancong dapat yang berminat singgah maupun sekadar lewat dapat melihat panorama pegunungan yang alami di desa Pelaga.
Tak tanggung-tanggung rupanya biaya pembangunan jembatan ini sampai memakan Rp. 46 Milyar. Dana sebanyak itu berasal sari APBD Provinsi Bali dengan system multiyears sejak tahun 2001 lalu. Biaya sebanyak itu rasanya tidak sia-sia mengingat dengan dibangunnya jembatan ini jarak tempuh antar kabupaten dan desa menjadi 6 kilometer lebih dekat daripada jarak tempuh sebelum jembatan ini dibangun. 

Selain berfungsi dalam bidang perhubungan kini Jembatan Bangkung dijadikan sebagai lokasi wisata alternatif masyarakat di sekitar Badung, Denpasar, Bangli dan Tabanan. Masyarakat ingin melihat sendiri jembatan yang tertinggi di Asia. Julukan itu rupanya merupakan kebanggaan sendiri bagi masyarakat karena dengan demikian nama daerahnya semakin dikenal.
Melihat kedatangan wisatawan lokal Bali yang dating dan berfoto di jembatan Bangkung, penduduk sekitar pun berinisiatif mendirikan kios makan dan mini market di area sekitar Jembatan. Dibangunnya Jembatan Bangkung ke depannya tidak menutup kemungkinan mampu mendatangkan penghasilan bagi masyarakat maupun desa Pelaga. Hal itu tentunya perlu mendapat perhatian dari pemerintah setempat agar lebih menggali potensi di lokasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar